HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR DALAM PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN TINGKAT PEMEHAMAN DAN PENGUASAAN SISWA TERHADAP MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 KARANGREJA   
                         
  Oleh:
Nama    :  AMIN SUYUTHI
NIM      :  3401409069
Rombel :  02
Prodi     :  Pend. Sosiologi & Antropologi
Makul   :  Metode Penelitian Pendidikan


JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Proposal
Nama   : AMIN SUYUTHI
NIM    : 3401409069
Prodi   : Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

I.       JUDUL
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR DALAM PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN TINGKAT PEMEHAMAN DAN PENGUASAAN SISWA TERHADAP MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 KARANGREJA

II.                LATAR BELAKANG
Menurut Langeveld pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan. Dalam GBHN 1973, Dikemukakan pengertian pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengemukakan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyatakan , bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Banyak siswa SMA yang menganggap pelajaran sosiologi itu mudah dan tak jarang mereka pun meremehkannya, mereka lebih mementingkan mata pelajaran yang menurut mereka lebih sulit, misalnya mata pelajaran matematika.Mereka juga menganggap pelajaran sosiologi adalah sebuah pelajaran yang sangat menbosankan, menjenuhkan, dan membuat mereka ngantuk dikarenakan menurut mereka, materi pelajaran sosiologi hanya menceritakan kejadian-kejadian sisoal dalam masyarakat dan hubungan sosial manusia dalam masyarakat serta berbagai norma-norma sosial dll. Selain itu juga dalam menyampaikan materi guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, guru membaca buku, menjelaskan, menulis di papan tulis kemudian  siswa mecatatnya. Kadang seorang guru juga menugaskan siswa untuk mencatat sebuah materi atau terkadang ditugaskan untuk megerjakan sejumlah pertanyaan.
Alhasil ketika ulangan sosiologi mereka mengalami kesukaran karena mereka kurang memahami materi, mereka kurang memiliki gambaran tentang apa yang dimaksudkan dari suatu bab atau materi pelajaran sosiologi.kesukaran yang dialami diantaranya mereka merassa bingung dalam mengerjakan soal, karena terdapat dua pilihan jawaban yang hampir sama padahal maksud dari pilihan jawaban tersebut berbeda.selain itu siswa juga mengalami kesukaran dalam menganalisis suatu peristiwa sosial karena mereka kurang memiliki gambaran dari peristiwa tersebut akibat dari pemahaman terhadap materi pelajaran yang masih rendah.Seperti yang kita tahu dimana materi pelajaran sosiologi ini untuk dapat menguasainya dibutuhkan suatu pemahaman yang mendalam. Di sinilah letak permasalahannya yaitu pemahaman terhadap materi oleh siswa, dimana kebanyakan siswa mengalami kesuitan karena guru atau pendidik dalam memakai metode pembelajaran kurang tepat. Atas dasar ini lah saya mencoba menerapkan sebuah metode pembelajaran yaitu dengan menggunakan media pembelajaran gambar. Penggunaan metode ini diharapkan agar siswa dengan mudah memahami dan mendapatkan gambaran tentang maksud dari materi sosiologi yang sedang dijelaskan. Metode pembelajaran ini dilaksanakan bersamaan atau diselingi dengan metode ceramah, sehingga siswa tidak cepat merasa jenuh dan bosan selain itu juga untuk meningkatkan kembali semangat siswa dalam belajar.
Ini lah yang menbuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan penggunaan media pembelajaran gambar materi pelajaran sosiologi dengan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi di SMA negeri 1 Karangreja.
Tujuan pendidikan menurut GBHN tahun 1993 di jelaskan bahwa pembangunan sektor pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia, yaitu manisia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berbusdi pekerti lluhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, neretos kerja, profesional, bertanggungjawab, produktif, dan sehat jasmani-rohani (pidarta, 1997:11).
Arus komunikasi dan informasi baik cetak maupun elektronik selain mempunyai peran yang sangat strategis bagi keberhasilan pembangunan sistem politik dan demokrasi juga berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Meskipun demikian dalam dunia yang telah dipengaruhi media ini bersamaan diberlakukannya KTSP masih ada dugaan bahwa masih ada penddik yang mampu memilih media pembelajaran yang secara efektif dan efisien mampu menggairahkan dan memotivasi peserta didik untuk ikut berproses dalam pembelajaran.
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.Penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”. Informasi yang dikomunikasikan lewat lambang verbal saja kemungkinan terserapnya amat kecil karena informasi yang demikian merupakan informasi yang abstrak sehingga sangat sulit dipahami dan diresapi oleh siswa.
Salah satu media yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar adalah media visual yang dapat membantu pendidik menyampaikan pesan secara kongkret sehingga memudahkan peserta didik untuk memahhami konsep materi pembelajaran. Melalui media gambar pesan dapat dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi visual media gambar diharapkan dapat mengggairahkan dan memberikan mitivasi kepada pesertadidik untuk ikut berpartisipasi secara aktif dan berinteraksi dalam proses pembelajaran (Robertus dan Kosasih A, 2007:1).
Media gambar ini menarik bagi siswa karena dari media tersebut banyak tema yang dapat dipilih untuk dikembangkan dan semua siswa memperoleh kesempatan yang sama selain itu mereka mendapatkan pengalaman yang berharga dan secara tidak langsung dapat meningkatkan minat mereka terhadap keterampilan menulis. Media gambar mudah dibuat dan tidak membutuhkan biaya besar sehingga setiap guru bahasa Indonesia dapat menerapkannya di kelas sesuai dengan topik pembelajaran. Dengan melihat fenomena yang terjadi di atas penggunaan media gambar dapat menjadi salah satu cara yang dapat digunakan guru agar proses belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang baik. Briggs (Arsyad 2002: 6) berpendapat bahwa ”Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.
Menurut AECT (The Associations for Educational Communications and Technology) (Miarso, 2004: 457) mengartikan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan di antaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.
Menurut Sulaeman (1988: 17) media gambar adalah salah satu jenis media visual yang berupa gambar, yang merupakan sarana penyampai pesan. Media gambar dalam pembelajaran memiliki manfaat, yakni sebagai berikut:
1. penggunaan media gambar dalam pengajaran dapat merangsang
minat atau perhatian siswa.
2. gambar yang dipilih dapat diadaptasi secara tepat membantu siswa memahami dan mengingat informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya.
Media gambar dalam pembelajaran menurut Hamalik (1994: 63) mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a. gambar bersifat konkret.
b. gambar mengatasi ruang-ruang dan waktu.
c. gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera.
d. gambar mudah digunakan untuk perseorangan.
      Pembelajaran menggunakan media ini siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Dengan demikian terjadi inovasi pembelajaran dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang memanfaatkan media.
Penerapan variasi pembelajaran dengan mengunakan media atau penyajian pelajaran merupakan faktor yang penting dalam muah penunjang keberhasilan sebuah pembelajaran. Penerapan variasi pembelajaran juga dapat mengurangi rasa kebosanan dan kejenuhan siswa dalam mengikuti semua pelajaran pada umumnya shingga pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan atau kognitif, keterampilan psikomotorik, dan nilai sikap atau efektif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan (darsono, 2000:10).





III.             RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan permasalahan dari penrlitian ini adalah bagai mana hubungan penggunaan media pembelajaran gambar materi pelajaran sosiologi dengan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Karang Reja, purbalingga?
IV.             TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagai mana hubungan penggunaan media pembelajaran gambar materi pelajaran sosiologi dengan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Karang Reja.
V.                MANFAAT PENELITIAN
1.      Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperdalam wacana tentang strategi pembelajan.
2.      Penelitian ini diharapkan mampu memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
3.      Penelitian ini diharapkan mampu membantu pendidik dalam memetukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat.
4.      Dapat digunakan untuk menambah khasanah pengetahuan tentang hubungan penggunaan media pembelajaran  gambar dalam penyampaian materi pelajaran sosiologi dengan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi.
5.      Bagi masyarakat dapat memberikan masukan tentang pembatasan media gambar pada anak-anak.
6.      Dapat menjadi bahan rujukan dalam pengadaan media pembelajaran gambar untuk siswa di sekolah.
7.      Dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak di sekolah untuk menanggulangi dampak negatif dari media gambar, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.
8.      Dapat digunakan sebagai masukan untuk menentukan langkah kebijakan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan bagi sekolah menengah atas khususnya departemen pendidikan nasional pada umumnya.
9.      Bagi Penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

VI.             KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASANTEORI
A.    KAJIAN PUSTAKA
Beberapa penelitian terdahulu
Permasalahan tentang pengajaran sosiologi yang berkaitan denganpenerapan model pembelajaran kontekstual dengan mengangkat nilai-nilai sosial di masyarakat dan penggunaan media vedeo compact disk (VCD) dalam pembelajaran bukan lah hal baru kaitannya dengan masalah pengajaran sosiologi, penerapan model pembelajaran kontekstual dan penggunaan media, ada bebrapa kajian yang telah dilakukan oleh Arif Sadiman dkk. (1996) dan Agus Triarso(2004).
Pemanfaatan multimedia sebagai media sebagai media pembelajaran dapat mengatasi beberapa hambatan bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam memahami materi pelajaran . hasil penelitian Dawyer seperti dikutip oleh Sadiman (1996:23) menyebutkan
Multimdia dapat menyampaikan pesan dalam bentuk audio dan visual. Pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk tayangan-tayangan video visual mampu merebut 90% saluran masuknya pesan-esan atau informasi ke dalam jiwa manusia lewat mata dan telinga. Media audio visual mempu membuat orang pada umumnya membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau, secara umum orang akan mengingat 85% dari apa yang mereka lihat dari suatu tayangan setelah tiga jam kemudian, dan 65% setelah 3 hari kemudian.
Tiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian didalam memilih media pengajaran. Media pengajaran atau intruktional design yang dipakai sesuai dengan bahan ajar atau materi yang diberikan, karena perkembangan media pengajaran semakin maju, pengajar perlu memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pengajaran mendorong siswa lebih cepat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan, kerena sisiwa akan lebih termotivasi untuk belajar. Berdasarkan penelitian Colletti yang dikutip oleh Soekartawi (1995:43-44), diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran lebih efektif dibandingkan penggunaan model pengajaran lainnya. Setelah proses pembelajaran selesai tahap selanjutnya adalah evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

B.     MEDIA
1.      Pegertian media
Kata media berasal dari bahsa latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium, secara harfiah berarti perantara sebagai alat kominikasi. Media dapat digunakan dalam pengajaran dengan dua cara yaitu sebagai alat bantu (dependent media) dan digunakan sendiri oleh siswa (independent media) selain itu juga media pembelajaran mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar (Djamarah, 2003:136)
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Rohani (1997:1-3) mendefinisikan bahwa pada hakekeatnya kegiatan belajar bengajar adalah suatu proses komnikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, skil, ide, pengalaman dan sebagainya.
Batasan mengenai pengertian media dalam arsyad(2006:4-5) yaitu:
a.       NEA mengatakan bahwa media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi perangkat keras lainnya.
b.      Briggs menjelaskan media adlah sarana fisik untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran seperti buku, film, slide dan sebagainya.
c.       Scharmm menerangkam bahwa medium adlah untuk teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan instruksional.


Jika melhat batasan di atas ada beberapa ciri media pembelajaran menurut Arsyad (2002:6) yaitu:
a.       Perangkat keras yang berfungsi sebagai alat bantu belajar, yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indra.
b.      Pesan atau bahan pelajaran yang akan disampaikan yang disebut dengan perangat lunak.
c.       Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan sisiwa dalam proses pembelajaran.
d.      Media pendidikan memiliki pengertian alat pada proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas.
Usaha peningkatan proses belajar mengajar yang menggunakan media gambar sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman Edgar Dale menggambarkan pentingnya fisualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut “Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale”. Dikarenakan ada suatu kontinum dari kongkrit ke abstak antara pengalaman langsung visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian semakin kongkret pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar mengajar. Berikut adalah gambar kerucut pengalaman Edgar Dale:







                                                                        Verbal                                             kongkret
Lambang visual
Radio
Gambar hidup
Televisi
Pameran
Darma wisata
Percontohan
Pengalaman dramatis
Pengalaman tiruan
Pengalaman langsung
Abstrak
Gb. 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale (Arsyad, 2007: 11)

Gambar merupakan media yang umum dipakai yang merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimna-mana. Penggunaan media pendidikan sesebagai sarana untuk berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar, sangat berperan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan mutu hasil pembelajaran. Hal ini disebabkan guru dapat memberikan pelayanan bimbingan akademis kepada sisiwa yang memrlukan bantuan dan mengalami kesulitan belajar. Pandangan bahwa media pendidikan merupakan salah satu sumber belajar karena mampu menyampaikan pesan-pesan instruksional kepada siswa.
Keberhasilan belajar pada hakekatnya adalah tumpuan dan arah utama dalam segala bebtuk pengajaran yang dilakukan oleh guru/pengajar, baik disekolah maupun di luar sekolah. Keberhasilan belajar juga berkaitan dengan usaha peningkatan mutu (produk) dan mutu (proses). Penggunaan media merupakan unsur penunjang dalam hubungannya dengan mutu pendidikan mutu tersebut.
Nilai praktis media:
a.       Media pendidika dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
b.      Media dapat membuat onsep yang abstrak menjadi kongkret misalnya dalam menjelaskan tahap-tahap perkembangan kebudayaan masyarakat, perilaku menyimpang dapat digunakan film, gambar dan sebagainya.
c.       Media dapat mengatasi batas-batas ruang kelas misalnya dalam menampilkan objek yang besar misalnya pasar atau kerumunan sosial.
d.      Media dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi mirid terhadap film, TV, dan sebagainya.
e.       Media dapat menampilkan objek yang terlalu kecil untuk diamati secara langsung seperti molekul atau sel dapat digunakan gambar slide, film dan sebagainya.
f.       Media dapat menyajikan informasi belajar secara konsisten.
g.      Media dapat menggantikan penampilan objek yang berbahaya atau sukar dibawa ke ruang kelas.
(Rumampunk, 1993:13)
Media belajar dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada dua alasan. Menurut Arsyad (2002:25) alasan pertama, berkenaan dengan manfaat media pengajaran delam proses belajar mengajar sisiwa antaralain:
a.       Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi belajar.
b.      Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga sisiwa tidak bisan dan guru tidak kehabisan tenaga.
c.       Bahan pengajran akan lebih jelas makna nya sehingga akan lebih mudah untuk dipahami oleh para siswa dan memungkinkan para siswa menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
d.      Siswa bisa lebih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain.
Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran adalah berkaitan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia yang mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir abstrak sampai berpikir kongkret, berfikir sederhana sampai berfikir kompleks.
Bertilak dari uraian tersebut dapat disimpulkan dahwa media pengajaran mempunyai fungsi sebagaimana dikemkakan oleh Arsyad (2002:26-27) sebagai berikut;
a.       Media pengajaran dapat memberikan kesamaaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
b.      Media belajar dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
c.       Media pengajaran dapat menigkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehinga dapat meningkatkan motifasi belajar siswa.
d.      Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperalancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
C.     MEDIA GAMBAR
1.      Pengertian Media Gambar
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.  Dibawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya :
a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor ( Hamalik, 1994 : 95 ).
b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja ( Sadiman, 1996 : 29 ).
c. Media gambar merupakan peniruan dari benda benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan ( Soelarko, 1980 : 3 )
2. Fungsi media gambar
Untuk mengatasi berbagai hambatan dan gagasan tersebut dalam proses belajar mengajar maka diperlukan adanya media pengajar yang dapat meningkatkan efektifitas belajar mengjar. Menurut Arsyad (2003:25) ada beberapa kemampuan media pengajaran dalam mengefektifkan proses belajar mengajar yaitu:
1.      Kemampuan fiksasi adaah media mempunyai kemampuan menangkap suatu objek atau peristiwa. Hal ini berarti suatu objek dapat digambar atau dipotret, direkam atau difilm kan dan dapat disimpan lama sehingga apabila kemudian diperlukan dapat diamati kembali seperti yang sebenarnya. Misalnya peristiwa sosialisai, interaksi sosial disekolah dan sebagainya.
2.      Kemampuan manipuatif artinya melalui kemampuan ini dapat memindahkan suatu objek atau kejadian dengan berbagai macam cara, disesuakan dengan keperluan, misalnya dengan penampilan suatu objek atau kejadian data diubah-ubah ukurannya, kecepatannya dan penampilannya, yang dapat diulang-ulang misalnya kejadian yang dapat direkam dengan film penampilannya dapat diperlambat atau dipercepat.
3.      Kemampuan distributif aartinya kemampuan ini memungkinkan kita mentransfer atau memudahkan suatu objek atau kejadian melalui ruang.
Gambar dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan berwujud,sehingga murid tidak hanya dapat membayangkan saja.Dengan mengambil gambar-gambar dari surat kabar, majalah dan kalender tentu tidak membutukan biaya mahal. Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal. d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern (Hamalik, 1994 : 12)
Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah pegunungan.
b. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang diruang kelas.
c. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera
d. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.
e. Menyederhanakan kompleksitas meteri.
f. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar (Rohani ,1997 : 6-7)
3.  karakteristik media gambar
Karakteristik Media Menurut Rahadi ( 2003 : 27-28) ada beberapa karakteristik media gambar :
1). Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika s          iswa melihat langsung.
2). Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut         
3). Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
4). Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5). Gambar harus message.
4. Kelebihan dan kekurangan media gambar.
Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kelebihan Media Gambar :  Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Memperjelas masalah bidang apa saja. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan ( Sadiman; 1996: 31 ).
Adapun kelemahan Media Gambar :  Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003 :27).
Menurut Sudjana (2001 :12) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut :
a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata.
b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif.
c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau 1 halaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas.
e. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat para siswa menjadi efektif.
f. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas medan gambar.
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif kerena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melaui pengungkapan kata-kata dan gambar.
D.    SOSIOLOGI
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
1)      hubungan dan timbal balik antara aneka macam gejala-gejala social (misalnya antara ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hokum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya);
2)      hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala social dengan gejala-gejala nonsosial (misalnya gejala geo grafis, biologis, dan sebagainya);
3)      ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial. (Pitirim Sorokin1928: dalam soekanto:1982:17)
Menurut Selo Soemardjan, sosioologi atau ilmu masyarakat ialahilmu yang mempelajari struktur sosialdan proses-proses social, termasuk perubahan-perubahan social. (Soemardjam, 1974: dalam Soekanto: 1982: 18).
1.      Hakikat Sosiologi:
a.       Sosiologi merupakan suatu ilmu social dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam.
b.      Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normative tetapi merupakan sutu disiplin ilmu yang kategoris.
c.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science), dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan (applied science).
d.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstak, bukan ilmu pengetahuan yang kongkret.
e.       Sosiologi bertujuan mengasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
f.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus.

2.      Obyek Kajian Sosiologi
                  Obyek kajian sosiologi adalah masyarakatdilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan antar manusia. Masyarakat sebagai obyek kajian sosiologi mempunyai beberapa unsur, yaitu:
a.       Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama.
b.      Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
c.       Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d.      Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
(Soekanto: 1982:22).

VII.          KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfikir dari penelitian ini disamping sebagai pedoman yang memperjalas jalan, arah dan tujuan penelitian juga akan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesis.
Penggunaan media pendidikan sarana untuk berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar, sangat berperan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan mutu hasil pembelajaran.
Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Media gambar adalah foto atau sejenisnya yang menampakan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran serta untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda aslinya di dalam kelas (Robertus dan Kosasih A, 2007:25).
Pemahaman adalah suatu kesangupan yang lebih mendalam dari sekedar mengerti atau mengetahui. Pemahaman juga mempunyai makna mengenai yang disertai kemampuan untuk ikut merasakan berdasarkan kesanggupan untuk beridentifikasi dengan objek yang diteliti dan dipahami (Suyanto 1997:217).

Materi pelajaran sosisologi
 
Pemahaman disini sisiwa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana antara konsep-konsep yang ada dalam materi pelajaran sosiologi. Tingkat pemahaman sisiwa merupakan kemampuan sisiwa untuk mengungkapkan arti suatu pelajaran, dapat berupa menjelaskan pengertian, membedakan, menggeneralisasaikan, menggambarkan.

























Pemahaman dan penguasaan materi pelajaran sosiologi
 





VIII.       HIPOTESIS
Berdasarkan uraian landasan teori sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu, penggunaan media pembalajaran gambar berpengaruh terhadap tingkat pemehaman dan penguaasaan  siawa terhadap materi pelajaran sosiologi.
IX.             METODE PNELITIAN
A.    Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan jenis penelitian kuantitaf. Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survey yaitu pnelitian mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun, 1989:3). Sedangkan analisis data penelitian melalui uji korelasi untuk menemuan hubungan antara variabel-variabel penelitian yaitu hubungan penggunaan media pembelajaran  gambar dalam penyampaian materi pelajaran sosiologi dengan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Karang Reja. Disain penelitian adalah sebagai berikut.
Keterangan:     X= Hubungan penggunaan media pembelajaran  gambar dalam penyampaian materi pelajaran sosiologi  sebagai variable bebas
Y= Tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi sebagai variable terikat.
B.     Populasi, sample, teknik pengambilan sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 1996:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Karangreja. Adapun jumlah populsi dalam penelitian ini adalah 120 siswa.
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti yang bersifat representatif (Arikunto, 1996:117). Karena populasi lebih dari 100 maka sample bisa diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1996:120). Dalam penelitian ini, peneliti mengambik sampel sebanyak 30 siswa.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling, dengan pembagian sebagai berikut:
kelas XI IPS 1: 10 siswa
kelas XI IPS 2: 10 siswa
kelas XI IPS 3: 10 siswa
C.     Variabel penelitian
Didalam penelitian ini yang dimaksud dengan variable penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian. Variabel adalah konsep yang memiliki bermacam-macam nilai (Nazir, 1999: 149).
Ada dua variable yaitu variable bebas atau pengaruh dan variabel terikat atau terpengaruh. Dalam penelitian ini juga terdapat dau variabel yaitu:
1.      Variabel bebas
Penggunaan media pembelajaran  gambar dalam penyampaian materi pelajaran sosiologi (X)
2.   Variabel terikat
Tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi Motivasi belajar (Y)
D.    Validitas dan Reliabilitas
  1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan, kakuratan stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang di ukur atau instrument (Nazir, 1999:174). Validitas yang akan digunakan dalm penelitian ini adalah validitas isi yait suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep (Singarimbum, 1989:128). Adapun teknik uji validitasnya denan enggunakan rumus product moment sebagai berikut:
N∑XY- (∑X)( ∑Y)
r =
{N∑X –(∑Y- ∑Y)}
Keterangan:
r     = koefisiensi indek korelasi product moment
∑X            = jumlah sor X
∑X            = jumlah skor Y
∑X            =jumlah kuadrat dari skor X
∑∑ = jumlah juadrat dari skor Y
N   = jumlah responden
(∑X)          = jumlah skor X kuadrat
(∑Y)          = jumlah skor Y kuadrat
(Arikunto, 1996:160)
  1. Reliabilitas
Adalah ketepatan atau tingkat persisi suatu ukuran alat ukur (Nazir, 1999:162). Reabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas internal dengan menggunakan rumus alpa:
Dengan keterangan:
= reliabel instrument.
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
= jumlah varians butir.
= varians total
(Arikunto,1996:191).








E.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.      Alat pengumpulandata
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah;
a.       Dokumentasi
Dokumentasi penelitian ini dengan mengumpulkan data dari sekolah tampat penelitian yang berupa data-data siswa, sekolah, karyawan dan guru. Dokumentasi Adalah suatu bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti (Moleong, 2001: 161).
b.      Tes
1.      Pre tes
Pre tes dalam penelitian ini diambil dari nilai ulangan harian siswa.
2.      Post test
Merupakan uji eksperiman yaitu tes setelah dilaksanakannya eksperimen, tujuan post test ini adalah untuk mendapatkan nilai sampel kelompok kontrol dan kelompok eksperimen seteah diberi perlakuan. Post test dalam penelitian ini berupa tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Karang Reja.










DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Ashar.2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Putra.
Hamalik, Oemar. 1993. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Robertus, Angkowo dan Kosasih A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT.                           Gramedia.
Rumampunk, Dientje Borman. 1988. Media Intruksional IPS. Jakarta: Depdikbuud.





Diposting oleh Amin Suyuthi Label:
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2010 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2010 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2010 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com
Free Website templatesFree Flash TemplatesFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates