Selasa, 25 November 2014
di
12.42
|
1. Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai kajian
hubungan masyarakat.
a.
Mendeskripsikan obyek kajian, kegunaan, metode atau ciri-ciri ilmu sosiologi.
b. Menjelaskan
permasalahan sosial atau pemecahan masalah sosial.
Objek Material
Objek
material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan
antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek Formal
Objek formal sosiologi lebih
ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian
objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Berikut ini disebutkan beberapa
manfaat mempelajari sosiologi.
1. Dengan mempelajari sosiologi, kita
akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi
maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi membantu kita untuk mampu
mengkaji tempat kita dalam masyarakat, serta dapat melihat ‘dunia’ atau
‘budaya’ lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Sosiologi membantu kita mendapatkan
pengetahuan tentang berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam
masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok, maupun antarindividu dan
kelompok.
4. Sosiologi membantu mengontrol dan
mengendalikan tindakan dan perilaku sosial tiap anggota masyarakat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Dengan bantuan sosiologi, kita akan
semakin memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat lain, serta memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Tanpa hal itu
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk
timbulnya konflik di antara anggota masyarakat.
6. Akhirnya, bagi kita sebagai generasi
penerus bangsa, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan
rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang dewasa ini
semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan
akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk
memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, agar tercapai
tujuan seperti yang telah kita tentukan dan harapkan. Metode sekurang-kurangnya
memiliki beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut.
1. Ada permasalahan yang akan dikaji
atau diteliti.
2. Ada hipotesis, yaitu kesimpulan yang
bersifat sementara, yang harus dibuktikan kebenarannya melalui data. Hipotesis
merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang akan dikaji melalui teori
yang ada.
3. Ada usulan mengenai cara kerja atau
cara penyelesaian permasalahan dari hipotesis yang ada.
Dalam penelitian sosiologi, kita menggunakan dua
metode, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Metode Kualitatif
Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan
data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak
dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah
penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di
samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan
timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun
analisisnya bersifat kualitatif.
2. Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis
datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode ini adalah survei dan eksperimen. Gejala
yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu
yang cenderung menggunakan uji statistik. Apakah perbedaan antara dua metode
yang telah kita bahas di atas? Beberapa perbedaan mendasar dari dua metode
tersebut dapat kamu pahami pada tabel berikut ini.
Di samping metode-metode tersebut, ada beberapa metode
yang sering digunakan sosiologi untuk menelaah masyarakat didasarkan pada
jenisnya. Metode-metode tersebut meliputi metode induktif, deduktif,
fungsionalisme, empiris, dan rasionalistis.
1. Metode induktif adalah metode yang mempelajari
suatu gejala khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam
lapangan yang lebih luas.
2. Metode deduktif adalah metode yang menggunakan
proses yang berkebalikan dengan metode induktif, yaitu dimulai dengan
kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam
keadaan yang bersifat khusus.
3. Metode fungsionalisme adalah metode yang bertujuan untuk
meneliti fungsi lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
Metode ini memiliki gagasan pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat
mempunyai hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan masing-masing
mempunyai fungsi tersendiri dalam masyarakat.
4. Metode empiris adalah metode yang mendasarkan diri
kepada keadaan-keadaan yang dengan nyata diperoleh dari dalam masyarakat.
5. Metode rasionalistis adalah metode yang mengutamakan
penilaian dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang
kemasyarakatan
ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang
mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah
memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip
oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai
berikut
1. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan
akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
2. Teoritis, yaitu
selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di
lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang
tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga
menjadi teori.
3. Komulatif, yaitu
disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas
sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
4. Nonetis, yaitu
pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut,
tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan sebagai berikut.
- Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
- Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
- Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Pengertian Masalah Sosial
Masalah
social menunjukkan adanya ketidakseuaian antara unsure kebudayaan masyarakat.
Seluruh masyarakat merasakan dampak dari masalah tersebut. Masalah social
berkaitan dengan berbagai gangguan yang terjadi dalam masyarakat, kondisi
social yang berlawanan dengan hukum, kondisi social yang berpotensi merusak integrasi
masyarakat.
Masalah social dibedakan ke dalam
dua bentuk yaitu.
1. Manifest social problem adalah masalah social yang muncul akibat ketimpangan
antara nilai dan norma social yang ada di lingkungan masyarakat. Akan tetapi,
masyarakat masih mampu mengatasi permasalahan tersebut.
2. Laten Social Problem menunjukkan masalah social yang
muncul akibat ketimpangan nilai dan norma social tetapi masyarakat sudah tidak
mampu mencegah atau mengatasi permasalahan tersebut.
Soekanto
1995 mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur
dalam kebudayaan /masyarakat yang membahayakan kelompok sosial. Horald A.
Pheles dalam Abdul Syani mengatakan ada 4 sumber masalah sosial:
1. Berasal dari faktor ekonomis (kemiskinan, pengangguran dll)
2. Berasal dari faktor biologis (penyakit jasmani/ cacat)
3. Berasal dari faktor psikologis (susah menyesuaikan diri, sakit jiwa dll)
4. Berasal dari faktor kebudayaan (perselisihan suku, ras, agama)
Roucek
dan Warren dalam Abdul Syani mengartikan masalah sosial sebagai
masalah yang melibatkan sejumlah besar manusia dengan cara- cara yang menghalangi
pemenuhan kehendak- kehendak biologis dan sosial yang ditetapkan mengikuti
garis yang disetujui masyarakat. Berbagai
masalah sosial :
1. Kriminalitas
Timbulnya
kriminalitas oleh karena adanya perubahan masyarakat dan kebudayaan yang
dinamis dan cepat. Kriminalitas tidak berarti disebabkan oleh disorganisasi
sosial dan anomi semata, seperti yang dikemukakan Durkheim. Melainkan juga
disebabkan oleh hubungan antara variasi keburukan mental dengan variasi
organisasi sosial. Tindakan kriminalitas biasanya terjadi pada masyarakat yang
sedang tergolong berubah terutama masyarakat kota yang banyak tekanan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan
diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut (Soekanto
1995).
3. Kependudukan
Masalah
sosial sebagai akibat perubahan penduduk tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
pada daerah tertentu saja, melainkan dirasakan pula oleh masyarakat secara
menyeluruh. Untuk negara tertentu seperti indonesia, telah melakukan berbagai
upaya dalam rangka pengaturan jumlah penduduk melalui program keluarga
berencana juga transmigrasi.
4. Korupsi
Poerwadinata
dalam kamus besar bahasa indonesia menyatakan korupsi adalah perbuatan buruk
seperti penggelapan uang dan menerima uang sogok. Pendekatan terhadap korupsi
dapat dilakukan secara sosiologis, normatif, polotik maupun ekonomi. Faktor
internal pendorong korupsi adalah:
a. Mental dan spirital yang lemah akibat
tidak adanya pendidika agama yang baik.
b. Kurangnya keberanian diri untuk jujur
dan melaporkan tindakan korupsi.
c. Gaya hidup mewah dan konsumtif
d. Kurangnya sikap tanggung jawab setiap
individu.
e. Kebutuhan yang tidak sesuai dengan
kemampuan untuk memenuhi.
f. Keserakahan untuk menguasai apa yang
tidak menjadi haknya.
Faktor eksternal yang mempengaruhi
korupsi adalah:
a. Sistem dan lingkunag yang mendukung
tindakan korupsi.
b. Kebiasaan buruk dalam masyrakat/
menyogok.
c. Perilaku masyarakt yang menghargai orang
kaya dari pada orang jujur.
5. Peperangan.
Peperangan
merupakan masalah sosial yang paling sulit pemecahannya disepanjang sejarah
kehidupan manusia. Peperangan menyebabkan disorganisasi dalam berbagai aspek
kemasyarakatan, peperangan menghancurkan sistem sosial, mental masyarakat akan
depresi, hidup dilanda ketakutan dan kekhawatiran.
6. Lingkunagn
hidup.
Lingkungan
hidup dibedakan dalam 3 kategori:
a.
Lingkungan
fisik (semua benda mati yang ada disekitar manusia)
b.
Lingkungan
biologis (segala sesuatu yang ada disekeliling manusia berupa organisma hidup)
c.
Lingkungan
sosial (terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok)
7. Disorganisasi
keluarga
Adalah
perpecahan keluarga sebagai suatu unit,karena anggota – anggotanya gagal
memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya. Bentuk disorganisasi
keluarga:
a.
Unit
keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar perkawinan.
b.
Putusnya
perkawinan sebab perceraian.
c.
Adanya
kekurangan dalam keluarga tersebut dalam hal komunikasi.
d.
Krisis
keluarga(kepala keluara meninggalkan rumah tangga).
e.
Krisis
keluarga karena faktor intern (terganggu kejiwaan).
8. Gelandangan
Istilah
gelandanga yang berarti selalu berkeliaran / tidak mempunyai tempat tinggal
tetap (Suparlan 1995). Gelandangan sebagai suatu masalah sosial yang terwujud
diperkotaan disebabkan oleh kondisi. Adanya gelandangan dikota bukanlah
semata-mata karena berkembangnya sebuah kota tetapi karena tekanan ekonomi.
Pemecahan Masalah Sosial
a)
Meningkatkan Pemerataan Pembangunan dan Pendidikan
Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa disertai pemerataan pembangunan hanya
menciptakan perekonomian yang lemah. Pembangunan penting untuk meningkatkan
pendapatan ekonomi per kapita.
Pemerataan
pendidikan berkaitan dengan sistem yang memberikan kesempatan seluasnya kepada
seluruh anggota masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Upaya pemerataan
pendidikan yang telah dilakukan pemerintah pada saat ini melalui pembangunan
sekolah, pengadaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), serta system kejar
paket A, B, dan C.
b) Menyediakan modal Usaha
bantuan
modal usaha melalui system pemantauan dapat menyelesaikan masalah kemiskinan.
Melalui bantuan modal usaha, seseorang dapat membuka lapangna usaha mandiri
guna memenuhi kebutuhan hidup.
c) Menyosialisasikan Nilai dan Norma
Sosial
masalah
social dapat ditangani secara preventif. Caranya dengan mencegah pelanggaran
melalui proses sosialisasi nilai dan norma social secara intensif.
d)
Mempertegas Sanksi Sosial bagi para pelanggar
masalah
social juga dapat diatasi secara represif. Langkah paling tepat untuk mengatasi
masalah social yang telah terjadi dengan menerapkan sanksi social secara tegas
kepada setiap orang yang melanggar peraturan
Diposting oleh
Amin Suyuthi
Label:
sosiologi SMA
0 komentar:
Posting Komentar